Senin, 31 Januari 2011

penyakit hepatitis

Penyakit Hepatitis

Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya cenderung lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C. namun disini kita akan membahas pada fokus artikel penyakit Hepatitis A,B dan C.

  • Penyakit Hepatitis A


  • Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.

    Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.

    1. Gejala Hepatitis A
    Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

    2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A
    Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.

    Sedangkah langkah-langkah yang dapat diambil sebagai usaha pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan teliti, dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang berada disekitar penderita.

  • Penyakit Hepatitis B


  • Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.

    Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.

    1. Gejala Hepatitis B
    Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.

    2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
    Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
    a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
    - Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
    - Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
    - Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.

    b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
    Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.

    Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.

  • Penyakit Hepatitis C


  • Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.

    1. Gejala Hepatitis C
    Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.

    2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
    Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.

    bebagai macam penyakit menular dan cara pencegahannya

    Cegah Penyakit Menular dengan Hidup Sehat


    Berbagai jenis penyakit kini semakin banyak saja. Salah satu penyebabnya, gaya hidup dan lingkungan yang semakin tidak sehat.

    Secara umum ada dua jenis penyakit, yaitu yang menular dan tidak menular. Penyakit yang tidak menular seperti jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, osteoporosis, rematik, dan sebagainya.

    Dalam kelompok penyakit menular ada yang ringan dan ada juga yang berat. Yang ringan misalnya influenza dan diare. Sedangkan yang berat seperti HIV/AIDS, polio, demam berdarah, campak, TBC, malaria, flu burung, SARS, dan sederet penyakit lainnya.

    Menular atau tidaknya suatu penyakit tetaplah harus diwaspadai dan tidak boleh dianggap enteng. Sebab, ketika seseorang terkena suatu penyakit aktivitas kehidupannya akan terganggu. Apalagi jika penyakitnya sudah parah, bisa mengakibatkan kematian.

    Pada penyakit menular, medium penularannya bermacam-macam. Ada yang karena kontak langsung dengan penderita, lewat udara, kotoran, atau lewat perantara binatang. ''Penyakit menular itu sangat luas cakupannya. Tapi, secara sederhana yang disebut penyakit menular adalah yang bisa menularkan dari satu orang ke orang lain,'' kata dr Siselia Titis Iramati dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, kepada Republika.

    Dari bagian tubuh paling atas hingga bawah, ujar Titis, bisa terkena penyakit menular. Mata, misalnya, bisa terkena mata merah karena infeksi (belekan) yang bisa menular. Kelenjar lidah bisa menularkan penyakit gondongan. Jenis penyakit pada tenggorok yang menular misalnya flu.

    Paru-paru juga bisa terkena penyakit menular. TBC, misalnya. Sedangkan pada pencernaan, jenis penyakit yang menular adalah diare, disentri, dan thypus. ''Organ seksual juga bisa terkena penyakit menular. Ini lebih dikenal sebagai penyakit menular seksual. Misalnya kencing nanah atau GO. Yang paling menakutkan adalah HIV/AIDS,'' ujar Titis menambahkan.

    Pada kulit, jenis penyakit yang menular adalah campak dan cacar air. Sedangkan penyakit menular yang penularannya lewat perantara binatang misalnya demam berdarah, malaria, flu burung, dan sebagainya. Sedangkan penyakit polio menular lewat kotoran manusia.

    Pencegahan

    Mencegah penyakit menular, kata Titis, sebenarnya mudah. Yaitu, dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Yang paling sederhana adalah dengan mencuci tangan sebelum makan.

    ''Sayangnya, kesadaran untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan ini masih cukup rendah di kalangan masyarakat kita. Contoh yang paling mudah adalah perilaku para pekerja kantoran. Mereka sering kali makan di pinggir jalan tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Juga jarang melakukan olahraga. Kalau di kantornya ada program olahraga, banyak yang mengikutinya bukan karena kesadaran tapi takut kepada atasan,'' tegas Titis.

    Makanan yang dimakan pun haruslah yang sehat dan bebas dari kotoran, tidak dihinggapi oleh lalat. ''Yang tidak kalah pentingnya adalah dengan membiasakan hidup sehat, seperti rajin berolahraga dan istirahat cukup. Olahraga ini sangat penting karena banyak penyakit yang bisa dicegah atau dihindari dengan aktivitas fisik,'' ungkapnya lagi.

    Lingkungan yang sehat, lanjut Titis, memang sangat penting untuk pencegahan penyakit menular. Misalnya, penyakit TBC. Sirkulasi dan ventilasi udara yang cukup bisa membunuh virus penyebab TBC. Selain itu, lingkungan yang sehat juga bisa mencegah penyakit demam berdarah dan polio. Sementara itu, pada situsnya Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI menyebutkan, kebersihan lingkungan yang diperlukan untuk pencegahan demam berdarah adalah upaya mencegah jentik nyamuk agar tidak menjadi nyamuk dewasa. Caranya dengan 3 M, yaitu menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup rapat tempat penampungan air, dan mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas.

    Intinya, pencegahan ini diarahkan ke pembasmian nyamuk Aedes aegepti yang menjadi perantaranya dengan tidak menyediakan tempat perkembangbiakannya yang berupa tempat lembab, dan air. Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidang Indonesia (IBI), Harni Koesno. Menurutnya, lingkungan yang bersih merupakan sarana yang ampuh untuk mencegah penularan penyakit. Ini harus terus dikampanyekan dan disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Pihaknya juga turut aktif melakukan kampanye itu. ''Para bidan anggota IBI proaktif melakukan kampanye hidup sehat dengan lingkungan yang bersih. Dan, kesadaran masyarakat terus meningkat. Kebersihan lingkungan ini merupakan sarana yang efektif untuk mencegah penyakit menular,'' katanya kepada Republika.

    Mencegah Lewat Imunisasi

    Salah satu upaya mencegah penyakit menular adalah pemberian imunisasi. Dengan imunisasi tubuh mendapatkan kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu. Misalnya, campak, polio, hepatitis B, dan sebagainya. Menurut dr Siselia Titis Iramawati dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, imunisasi merupakan salah satu cara untuk mencegah tertularnya penyakit menular. Jika sudah diimunisasi, maka kemungkinan kecil akan terserang penyakit menular. Kalau pun masih kena, maka tidak sehebat yang tidak diimunisasi. ''Imunisasi campak, misalnya. Anak yang sudah diimunisasi ini kemungkinan kecil bisa terkena. Tapi jika kena, maka akibatnya tidak sehebat mereka yang tidak diimunisasi,'' ujarnya kepada Republika.

    Hal senada dikatakan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Harni Koesno. Menurutnya, imunisasi merupakan cara efektif untuk mencegah penyakit menular. Itulah mengapa pemberian imunisasi dilakukan oleh para bidan hingga ke desa-desa.

    Jenis imunisasi yang biasa diberikan adalah BCG, hepatitis B, DPT, polio, dan campak. Khusus imunisasi polio dilakukan dengan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) selama beberapa tahap tahun lalu.

    ''Pemberian imunisasi polio lewat program PIN sangat bagus hasilnya. Bahkan Ibu Menteri Kesehatan secara khusus menyatakan terima kasihnya kepada kami karena keberhasilan program PIN yang mencakup 93 persen. Diyakini dengan pelaksanaan PIN ini bisa mencegah penyebaran polio sehingga Indonesia bisa dinyatakan bebas polio,'' ungkapnya.

    Penyakit ginjal

    Ragam Penyakit Ginjal dan Penanganannya

    SEMUA orang tahu bahwa ginjal merupakan organ penting manusia. Tetapi tak banyak orang yang mengenal ginjal secara mendalam. Hal ini disebabkan tingkat kepedulian masyarakat untuk mengetahui penyakit ginjal yang memiliki kontribusi besar dalam tubuh manusia itu masih rendah.

    Menurutnya, penyakit ginjal tidak terdeteksi, tiba-tiba ketika seseorang mengidap penyakit tersebut dan mengalami gejalanya maka berada pada tingkat pertengahan hingga kronis.

    "Ginjal itu harus dijaga baik-baik. Karena itu suatu penyakit yang tidak ada gejalanya, sehingga kalau sudah bermasalah maka langsung ke serangan hebat," jelas dokter yang juga penulis di salah satu blog kesehatan itu.

    Masih menurut almamater Universitas Sam Ratulangi itu, ginjal berfungsi sebagai alat filtrasi, yaitu mengeluarkan kelebihan garam, air, dan asam. Serta membuang atau mengatur elektrolit seperti K, Ca, Mg, PO4, membuang sisa metabolisme tubuh, dan bertugas melakukan sekresi untuk menghasilkan EPO yang berfungsi untuk mengatur Haemoglobin darah (HB), aktivasi vitamin D untuk kesehatan tulang, serta mensekresi renin untuk mengatur tekanan darah.

    Nah, penyakit ginjal yang diderita oleh manusia itu terbagi menjadi penyakit ginjal akut, penyakit ginjal kronik, dan gagal ginjal. Pada kasus gangguan prerenal disebabkan oleh gangguan pembuluh darah sebelum masuk ginjal, yang ditandai dengan hipovolemia, sindroma hepatorenal, gangguan pembuluh darah, dan sepsis sistemik.

    Kerusakan pada jaringan ginjal itu sendiri, lanjut pria ramah ini, disebabkan oleh racun-racun yang masuk melalui mulut, penghancuran jaringan otot. Sementara hemolisis disebabkan oleh pelbagai penyakit seperti penyakit sickle-cell dan lupus. Berbeda dengan glomerulonefritis akut yang banyak disebabkan oleh SLE, kuman streptokokus akibat infeksi tenggorokan maupun gigi, dan sebagainya.

    Guna menjawab permasalah tersebut, maka racun-racun harus dihindari agar tidak terjadi kerusakan ginjal seperti menghindari jamu atau herbal yang tidak diketahui mekanismenya. Pengobatan yang dilakukan tanpa konsultasi dokter (misalnya penggunaan AINS atau Ibuprofen, antibiotik golongan aminoglikosida dan kontras), mengonsumsi obat-obatan kanker atau kemoterapi, dan imunosupresan juga sebagai pemicu lain yang menyebabkan penyakit ini.

    Penghancuran jaringan otot ginjal yang meluas dapat disebabkan oleh kecelakaan, luka tusuk besar, penggunaan obat-obat jenis statin, stimulan, dan sebagainya. Pada tahap post renal, urin yang akan keluar terhambat oleh adanya batu ginjal, kanker, batu, darah yang menggumpal pada saluran kemih, penyakit persarafan kandung kemih, seperti spina bifida.

    Menurutnya lagi, gangguan post renal ditandai dengan nyeri perut dan diare, capek, lemas, mual dan muntah, sukar berkonsentrasi, produksi urin menurun, serta edema. Pengobatan penyakit ginjal akut dapat dilakukan dengan melakukan konsultasi dengan ahlinya (nefrologist atau urologist) baik dengan penyembuhan primer maupun sekunder.

    Berbeda dengan PGA yang terjadi dalam hitungan hari atau minggu, penyakit ginjal kronis (PGK) memiliki proses yang lebih lama. "Penyebab PGK antara lain glomerulonefritis, ginjal polikistik, infeksi, autoimun, dan sebagainya. Seringnya menggunakan atau tanpa konsultasi dokter mengonsumsi obat-obatan asetaminofen, ibuprofen dan teh pelangsing dapat juga memicu penyakit ini," bebernya.

    Ditambahkan Erik, untuk mengukur kondisi kesehatan ginjal dapat dilihat dari kadar kreatinin, ureum, protein urin, HB, dan Klirens Kreatinin.

    "Gagal ginjal dapat dicegah melalui pemeriksaan kesehatan (medical check up) rutin, termasuk pemeriksaan urin dan darah. Mengonsumsi air yang cukup, menghindari konsumsi jamu atau herbal yang tidak jelas, menghindari konsumsi obat-obatan sembarangan, serta segera mengoreksi gangguan ginjal seperti batu, prostat, dan sebagainya," pungkasnya. Bagaimana, sudahkah memeriksa kesehatan ginjal Anda?